PENDIDIKAN - Jurnalis adalah penulis, bukan sekedar pandai berkata-kata verbal, tapi juga bisa menuliskan ide dan masalah dalam narasi yang bisa dinikmati pembaca.
Setiap kata yang ditulis menjadi narasi selalu mengandung arti, dan bukan sekedar kalimat panjang tanpa mengandung pesan.
Memang tidak mudah membuat narasi kalau belum terbiasa menggunakan diksi, memilih kata yang tepat sehingga pesan tersampaikan dengan tepat dan akurat.
Kalimat yang baik dan akurat tidak mengandung makna ganda yang ambigu, tidak juga memusingkan pembaca. Kalimat singkat, akurat, dan efektif bisa dipahami oleh siapa saja bahkan oleh pembaca dengan IQ paling rendah sekali pun.
Baca juga:
What a Forensic Accountant Does
|
Menulis bukan karena ada yang memaksa, bukan pula karena ada target setoran, tapi adalah kesenangan yang mengasyikan. Dengan menulis, seorang jurnalis bisa mengungkapkan aspirasi dan persepsi dirinya dan orang lain dengan kata dan kalimat yang paling sederhana.
Ungkapan tidak berulang-ulang, apa lagi bertele-tele, langsung ke pokok masalah tapi tidak dengan pilihan kata yang kaku dan membosankan.
Jurnalis menulis bukan hanya untuk dirinya, tapi dia menulis seolah-olah dia adalah pembaca dari tulisan itu sendiri, karena menulis memang untuk para pembaca yang bahkan tidak kenal secara pribadi dengan penulisnya.
Pembaca kenal seorang jurnalis dari tulisannya, bukan dari jabat tangan, atau tatap muka dengan obrolan ringan, tapi dari tulisan yang mudah dinikmati tanpa perlu berfikir lama untuk memahaminya.
Seorang jurnalis adalah penulis yang berdedikasi tidak sekedar menulis setelah itu pergi, tanpa perlu membaca lagi, dan lagi. Jurnalis akan berfikir dan membaca berkali-kali apa yang dia tulis, dan menganalisis pilihan kata, apakah sudah tepat atau belum, jangan sampai menimbulkan pemahaman yang salah karena salah memilih kata, atau salah secara tata bahasa.
Salah memilih kata akan membuat pembaca salah memahami masalah yang sedang dibaca. Salah dalam menggunakan tata bahasa akan lebih membingungkan pembaca. Tata bahasa adalah aturan main dalam menulis yang baik dan benar. Tata bahasa adalah kendali bahwa seorang jurnalis telah menulis sesuai kaidah umum dalam membuat suatu tulisan. Tata bahasa adalah aturan baku dan kaku yang harus diikuti oleh siapa saja yang ingin jadi penulis atau jurnalis.
Baca juga:
Ustadz Adi Hidayat: Rahasia Shalat 5 Waktu
|
Ketidakmampuan dalam mengikuti tata bahasa akan menimbulkan kesan kalau "Penulis ini payah, Otaknya hanya setengah." Ini adalah ungkapan yang pasti diterima dari para pembaca apabila seorang jurnalis atau penulis "sembrono" dalam menulis tanpa mengikuti tata bahasa.
Jakarta, 21 Maret 2024
Hendri Kampai
(Jurnalis Senior/ Ketua Umum Jurnalis Nasional Indonesia)